Apakah akan sia-sia ibadah tanpa tauhid?
Tauhid adalah kunci ibadah, tanpa tauhid ibadah akan sia-sia.
Syaikh Muhammad At-Tamimi menjelaskan, “Ketahuilah, Ibadah tidak bisa disebut ibadah (tidak sah) tanpa tauhid. Sebagaimana shalat tidak bisa disebut shalat (tidak sah) tanpa thaharah (bersuci). Apabila ibadah termasuki oleh syirik maka akan menjadi rusak.” (Matan Qawaidul Arba’).
Tentu kita tidak ingin apabila telah berusaha semaksimal mungkin dan mengerahkan semua upaya, tetapi tiba-tiba semua usaha kita tersebut sia-sia dan tidak berbuah hasil sama sekali. Tentu kita sangat kecewa dan putus asa. Demikian juga dengan amal ibadah kita, akan sia-sia dan tidak teranggap tanpa tauhid yang benar.
Untuk itu, hendaknya kita benar-benar dan serius memperhatikan tauhid kita. Kita wajib belajar dan wajib tahu apa-apa saja yang menegakkan tauhid, apa-apa saja yang bisa membatalkan tauhid kita, karena tauhid sangat berpengaruh dengan amal ibadah yang kita lakukan.
Tauhid adalah syarat utama diterimanya amal. Ini adalah konsekuensi dari syahadat seroang muslim.
- Asyhadu alla ilaha illallahu (أشهد أن لا إله إلا الله)
Konsekuensinya adalah ibadah kita harus ikhlas kepada Allah saja. Tidak boleh riya’, sum’ah, beribadah karena ingin dipuji dan dilihat manusia. Sebagai konsekuensi Syahadat “Asyhadu alla ilaha illallahu”, kita harus ikhlas, karena amal dan balasan sesuai dengan niat. - Asyhadu anna Muhammad Rasulullah (أشهد أن محمدا رسول الله)
Konsekuensinya adalah dalam beribadah kita harus mengikuti cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti sesuai dalil dan tidak boleh beribadah dengan sesuatu yang tidak ada ajaran/tuntunan sebelumnya dari beliau. Sebagai konsekuensi Syahadat “Asyhadu anna Muhammad Rasulullah” harus beribadah sesuai cara dan petunjuk yang disampaikan oleh beliau. Jika tidak, maka amalannya tertolak dan tidak diterima,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).
Semoga kita bisa memurnikan tauhid kita dan dibebaskan dari segala bentuk kesyirikan. Aamiin.
Penulis: Ustaz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id