Beramal karena omongan orang
Hendaknya kita mengikhlaskan semua ibadah kita karena dan hanya kepada Allah, bukan karena omongan orang.
“Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku, kehidupanku, dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam”. (QS. Al-An’am: 162).
Surga, adalah cita-cita setiap insan. Namun, tentu jalan menuju ke sana membutuhkan perjuangan berat, di antaranya adalah dengan berusaha mengikhlaskan karena Allah Ta’ala segala aktivitas yang kita kerjakan.
Namun sadarkah kita, seringkali kita berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu hanya karena omongan orang?! Padahal bisa jadi sesuatu yang kita perbuat itu jelek dan sesuatu yang kita tinggalkan itu baik.
Ada orang tidak ke masjid, karena khawatir diomongin tetangga sok alim. Ada muslimah tidak pakai jilbab menutup aurat, karena ndak enak diomongin sok suci. Semua itu hanya karena takut omongan orang atau tidak enak dengan komentar orang.
Ketahuilah bahwa omongan orang itu tidak ada habisnya dan keridaan mereka adalah sesuatu yang mustahil untuk diraih. Sebab apa yang disukai si A belum tentu disukai si B. Begitu pula sebaliknya. Lebih baik kita mencari rida Allah yang sudah jelas pasti mungkin dicapai.
Satu hal penting yang harus kita ingat, bahwa saat kita meninggalkan kebaikan atau melakukan keburukan; dikarenakan omongan orang, ingat bahwa orang tersebut tidak akan membantu kita kelak di akhirat! Dia tidak akan menolong kita saat masuk neraka. Juga tidak akan membantu kita untuk masuk surga. Jadi untuk apa omongan dia kita pertimbangkan?!
Jadi, anggaplah omongan orang itu bagaikan bongkahan-bongkahan batu besar. Engkau akan rugi bila bongkahan-bongkahan itu engkau letakkan di atas pundakmu. Sebab lama kelamaan pundakmu akan ambruk. Sebaliknya engkau akan beruntung, saat kau tumpuk bongkahan-bongkahan itu di bawah telapak kakimu. Karena engkau akan semakin tinggi berpijak di atasnya.
Semoga nasihat ini bermanfaat.
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen
Artikel: Muslim.or.id