Berdusta atas nama Allah dan Rasulullah
Diriwayatkan dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
”Sesungguhnya berdusta atas namaku itu tidak sama dengan berdusta atas nama orang lain. Barang siapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka persiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 3).
Pada zaman dahulu, banyak dijumpai hadis-hadis palsu atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Sejumlah ulama berpendapat bahwa hukum sengaja berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan membuat hadis palsu adalah kafir yang mengeluarkannya dari Islam. Tidak diragukan lagi bahwa sengaja berdusta atas nama Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wa sallam dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal adalah murni kekafiran.
Orang yang meriwayatkan atau menceritakan suatu hadis, padahal di dalam hatinya timbul prasangka apakah status hadis tersebut palsu ataukah tidak, maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam katakan bahwa dia adalah salah satu dari dua pendusta. Pendusta yang pertama adalah mereka yang membuat hadis palsu. Sedangkan pendusta kedua adalah dirinya sendiri yang tetap menceritakan suatu hadis, padahal dia memiliki prasangka bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu.
Berdusta atas nama Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wa sallam adalah bentuk kedustaan yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
”Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta atas nama Allah sehingga menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An ‘am: 144).
Termasuk berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seseorang yang mengatakan bahwa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah demikian dan demikian. Padahal, yang diucapkannya itu sama sekali bukan termasuk ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penulis: Ustaz M Saifudin Hakim hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id