Cara melakukan puasa Asyura
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim: 1162).
Imam An-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”. (Majmu’ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279).
Lalu bagaimana cara berpuasa Asyura?
Puasa Asyura ada tiga tingkatan yang bisa dikerjakan:
Pertama: Berpuasa sebelum dan sesudahnya. Yaitu tanggal 9-10-11 Muharam, dan inilah yang paling sempurna.
Kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10, dan inilah yang paling banyak ditunjukkan dalam hadis.
Ketiga: Berpuasa pada tanggal 10 saja. (Syaikhul Islam berkata: “Puasa hari Asyura menghapus dosa setahun, tidak dibenci apabila berpuasa pada hari ini saja”. (Al-Akhbar al-Ilmiyyah Min al-Ikhtiyaroot al-Fiqhiyyah, Alauddin Ali bin Muhammad al-Ba’li hlm.164)).
Berkaitan dengan cara pertama -yaitu berpuasa tiga hari (9-10-11)- para ulama melemahkan hadis Ibnu Abbas yang menjadi sandarannya. Namun demikian, pengamalannya tetap dibenarkan oleh para ulama, dengan alasan sebagai berikut:
- Sebagai kehati-hatian, karena bulan Dzulhijjah bisa 29 atau 30 hari. Apabila tidak diketahui penetapan awal bulan dengan tepat, maka berpuasa pada tanggal 11-nya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapati puasa Tasu’a (tanggal 9) dan puasa Asyura (tanggal 10).
- Dia akan mendapat pahala puasa tiga hari dalam sebulan, sehingga baginya pahala puasa sebulan penuh.
- Dia akan berpuasa tiga hari pada bulan Muharam yang mana Nabi telah mengatakan; “Puasa yang paling afdal setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharrom. (HR. Muslim: 1163).
- Tercapai tujuan dalam menyelisihi orang Yahudi, tidak hanya puasa Asyura, akan tetapi menyertakan hari lainnya juga.
Semoga kita diberi kemudahan untuk mengamalkannya. Aamiin.
Penulis: Ustadz Syahrul Fatwa bin Luqman
Artikel: Muslim.or.id