Hasad antar ulama, ustadz, dan penuntut ilmu
Hasad antara ulama, ustadz, dan penuntut ilmu lebih besar kerusakannya dibandingkan hasad antar sesama orang awam, karenanya Ibnul Jauzi memperingatkan hal ini dan beliau berkata:
“Aku amati saling hasad yang terjadi di antara ulama itu, tumbuhnya karena cinta dunia. Sebab, ulama akhirat itu saling mencintai, bukan saling dengki, sebagaimana firman Allah, “Mereka tidak mendapatkan dalam dadanya keinginan (duniawi) dari apa yang diberikan kepada mereka”. (Saidul Khatir hlm. 25).
Kita doakan agar para ulama, para ustadz, penuntut ilmu agama tidak terjadi yang namanya hasad antar mereka. Hal ini benar-benar menimbulkan kebingungan dan tidak jarang menimbulkan perpecahan di antara umat Islam. Hal ini menjadi masukan kami pribadi sebagai penuntut ilmu agar benar-benar menghindari hal ini. Sumber utama muncul adalah cinta dunia, sombong, serta cinta kedudukan dan cinta kehormatan.
Hasad ini benar-benar merusak bahkan menghancurkan kebaikan yang sudah ada, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Jauhilah hasad karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud).
Para ulama, ustadz, dan penuntut ilmu cukup mudah terpapar dengan penyakit hasad, karena mereka umumnya memiliki kedudukan di masyarakat. Hasad ini muncul pada orang yang memiliki kesamaan kedudukan dan harta. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan,
وهكذا الحسد يقع كثيرا بين المتشاركين في رئاسة أو مال
“Demikianlah hasad sering terjadi di antara orang yang memiliki kesamaan dalam kedudukan dan harta.” (Amradul Qulub wa Syifaa’uha hlm. 21, Mathba’ah Salafiyah).
Hendaknya kita sebagai penuntut ilmu benar-benar sadar bahwa bukan suatu hal yang mustahil hasad muncul dari orang yang berilmu agama, karena hakikatnya semua manusia memiliki hasad dalam dirinya, hanya saja orang baik melawan dan tidak memunculkannya sedangkan orang buruk akan memunculkannya.
Semoga nasihat ini bermanfaat.
Penulis: Ustaz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id