Islam mengajarkan adab berjalan bagi lelaki yang jantan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berjalan beliau berjalan dengan energik, sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang malas.” (HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, dihasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 2140).
Cara berjalan yang baik bagi lelaki adalah tegap, gagah, tenang tapi tidak lambat, tidak seperti orang malas, dan juga tidak gemulai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dengan energik (sebagaimana hadis yang kami cantumkan dalam gambar), mengerahkan tenaganya, bukan jalannya orang yang malas atau loyo.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berjalan menghentakkan kakinya seakan-akan ia turun dari tempat yang tinggi.” (HR. At-Tirmidzi dalam Asy-Syamail Al-Muhammadiyyah, no.120, disahihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashar Asy-Syamail).
Ali Al-Qari menjelaskan makna hadis tersebut dengan mengatakan, “Maknanya, beliau berjalan dengan jalan yang kuat dan cepat. Dalam Syarhus Sunnah, ash-shabab artinya al-hudur, yaitu jalan yang digunakan untuk turun dari suatu tempat. Maksudnya, beliau berjalan dengan jalan yang kuat, dengan benar-benar mengangkat kakinya dari tanah, bukan seperti jalannya orang yang sombong atau seperti orang yang santai-santai” (Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih, 9/3704).
Dan masih banyak lagi insya Allah adab-adab yang lain, yang jika kita renungkan ternyata membuat seorang lelaki menjadi lelaki sejati. Belum lagi jika kita membaca sirah para Nabi dan para sahabat, mereka adalah lelaki sejati, mereka gagah perkasa, baik dalam jihad ilmu maupun dalam jihad perang.
Lalu bagaimana dengan lelaki di zaman ini?
Penulis: Ustadz Yulian Purnama
Artikel: Muslim.or.id