Jangan malu menjalankan syariat Islam!

Jangan malu menjalankan syariat Islam!

Body text:
Di antara penyakit berbahaya di tengah kaum muslimin, yang bisa menggerogoti akidah dan akhlak kaum muslimin adalah penyakit suka meniru-niru dan ikut-ikutan terhadap kebiasaan orang-orang non-muslim. Dan ini telah dikabarkan dan diwanti-wanti oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Sungguh kalian akan mengikuti perilaku-perilaku umat-umat terdahulu. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai jika mereka masuk ke lubang dhab (semacam biawak), kalian pun akan mengikuti mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Nabi menjawab, “Siapa lagi?!”. (HR. Bukhari no. 7320 dan Muslim no. 2669).

Kita berada di zaman yang kaum muslimin sendiri malu dan minder ketika menjalankan ajaran Islam. Bukannya mereka merasa bangga dengan Islam, tetapi malah malu dan minder! Bahkan mereka merasa malu menjalankan ajaran Islam di tengah masyarakat muslim sendiri, karena ajaran Islam itu asing bagi mereka. Allahul musta’an!

Ini juga telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, di mana beliau bersabda,

بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ

“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing)” (HR. Muslim no. 145).

قيل ومَنِ الغُرَباءُ قال الَّذينَ يَصلُحونَ إذا فسَد النَّاسُ

“Ada yang bertanya, siapakah orang ghuraba (orang asing) itu? Nabi menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan ketika orang-orang umumnya sudah rusak’.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Wasith, 3: 250).

Kata طوبى dalam hadis di atas maknanya surga. Dalam sebuah hadis disebutkan,

طوبى شجرةٌ في الجنَّةِ ، مسيرةُ مائَةِ عامٍ

“Tuba adalah pohon di surga, tingginya sepanjang perjalanan 100 tahun.” (Dinilai hasan oleh Al Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 3918).

Maknanya, orang yang mendapatkan “tuba” ini pasti ia masuk surga, karena tidak mungkin bisa mendapatkan “tuba” ini kecuali orang yang masuk surga.

Oleh karena itu, tetaplah istiqamah dan bersabar untuk terus mengamalkan ajaran-ajaran Islam, selama itu benar berdasarkan Alquran dan Assunnah dengan pemahaman salafus shalih, tidak perlu merasa malu dan minder. Justru seharusnya kita merasa bangga. Dan orang yang tetap istiqamah menjalankan Islam di tengah keterasingan, dia adalah orang yang selamat dan beruntung.

Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan taufik kepada kita semua untuk terus berada dalam jalan kebenaran. Aamiin.

Penulis: Ustaz Yulian Purnama hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id

Jangan malu menjalankan syariat Islam!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *