Mendatangi pelayan setan
Dakwah terhadap tauhid merupakan dakwahnya semua rasul, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan sungguh kami telah mengutus kepada setiap kaum seorang rasul yang menyerukan kepada mereka “Sembahlah Allah dan jauhilah thogut.” (QS. An Nahl: 36).
Maka jika kita ingin meniru Rasulullah, maka tentunya kita akan memulai dakwah dengan tauhid dan menjelaskan segala bentuk kesyirikan kepada manusia. Termasuk mendakwahkan agar menjauhi para pelayan setan itu.
Dunia perdukunan, dunia paranormal, dunia tukang ramal, dan yang semisalnya sangat digemari di negeri kita ini. Sehingga kita lihat banyak sekali orang yang berprofesi sebagai paranormal atau tukang ramal. Kacaunya banyak masyarakat kita yang mempercayai mereka, tak peduli tua atau muda, dan tidak melihat kaya atau miskin.
Mereka yang aktif mendatangi dukun ternyata bukan cuma orang yang mencari pesugihan. Kita sering menjumpai apabila seseorang hendak menikahkan anaknya, maka ia akan datang kepada dukun dan bertanya kapankah hari pernikahan yang cocok.
Ketahuilah, tukang ramal atau paranormal biasanya mengaku tahu sesuatu yang gaib, padahal Allah menjelaskan bahwa yang mengetahuinya hanya Allah.
Bertanya kepada dukun berbeda hukumnya sesuai dengan tujuannya, yaitu:
- Bertanya dengan maksud iseng maka haram. Meski dia tidak membenarkan jawabannya.
- Bertanya dengan maksud ingin membenarkan jawabannya maka hukumnya haram dan tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
- Bertanya karena memiliki keyakinan bahwa dukun mengetahui ilmu gaib secara mutlak maka hukumnya Kufur Akbar.
- Bertanya untuk mengujinya apakah dia orang yang jujur atau pendusta bukan untuk mengambil jawabannya, hukumnya boleh.
- Bertanya dalam rangka menunjukkan kedustaannya, ketidakmampuannya, dan mengingkarinya, maka hal tersebut dituntut atau bahkan wajib.
Oleh karena itulah kita memohon kepada Allah agar kita di berikan ilmu yang dapat menghalangi kita dari terjerumus ke dalam kesyirikan.
Penulis: Ustaz Didik Suyadi hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id
