Mengapa tidak merasakan ketenteraman di majelis ilmu?

Mengapa tidak merasakan ketenteraman di majelis ilmu?

Sebab-sebab kamu tidak merasakan ketenteraman saat hadir di majelis ilmu dikarenakan:

  1. Tidak ikhlas dalam menuntut ilmu dan ada tujuan dunia di baliknya.
  2. Pemateri tidak kompeten dalam ilmu agama.
  3. Tidak belajar agama secara ta’shiliy (belajar dari dasar).

Tidak diragukan lagi bahwa majelis ilmu adalah sumber ketenteraman hati, ketenangan jiwa, dan tempat me-recharge keimanan kita. Akan tetapi kenapa majelis ilmu tidak ramai orang-orang berlomba-lomba menghadirinya? Dan mengapa sebagian orang tidak merasakan ketenteraman hati di majelis ilmu?
Tiga sebab yang kami sebutkan dalam gambar di atas bisa jadi salah satu penyebabnya.

Pada poin pertama, yang seperti itu pasti tidak merasa ketenangan hati karena ilmu agama tidak akan masuk ke dalam hati yang rusak. Imam Al-Ghazali rahimahullah berkata, “Kami dahulu menuntut ilmu bukan karena Allah Ta’ala, akan tetapi ilmu enggan kecuali hanya karena Allah Ta’ala.” (Thabaqat Asy-Syafi’iyah 6/194).

Apalagi terkadang kita menuntut ilmu untuk memperoleh kedudukan yang tinggi, mencapai gelar “ustadz”, menjadi rujukan dalam berbagai pertanyaan. Bahkan ingin menyaingi ilmu ustadz atau seniornya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh atau untuk menarik perhatian manusia maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR. At-Tirmidzy 5/32 no. 2654, hasan).

Poin kedua, tentu jika pemateri yang memberikan materi tidak cakap atau tidak ahli, maka isi dan penyampaiannya akan tidak menarik dan membosankan. Kita ambil contoh ketika khotbah Jumat di mana terkadang yang menjadi khatib adalah ustadz karbitan, ustadz jadi-jadian, modal gelar profesor atau doktor saja sudah berani berbicara banyak tentang agama padahal tidak kompeten. Maka jelas makmum jumatan akan mengantuk dan justru tidak merasakan ketenangan.

Poin ketiga, menjadi fenomena juga bahwa ada yang belajar agama terkesan “semau gue”, mau datang kajian bisa, tidak datang juga tidak masalah, belajar agama juga tidak sistematis atau belajar secara ta’shiliy [belajar dari dasar]. Sehingga belajar agama terkesan berat dan membosankan dan tentu bukan ketenangan yang didapat.

Penulis: Ustaz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id

Mengapa tidak merasakan ketenteraman di majelis ilmu?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *