Merasa terbebas dari dosa setelah mengenal sunnah
Ingatlah, janganlah kita menganggap diri kita akan selamat dari dosa dan maksiat hanya karena baru mengenal dakwah ahlus sunnah atau ilmu agama yang benar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32).
Ketika awal-awal mengenal dakwah ahlus sunnah, bisa jadi ada rasa bangga dan sombong bahwa seseorang telah mendapat hidayah dan merasa ia sudah selamat di dunia-akhirat. Padahal ini baru saja fase yaqzhoh (bangun dari tidur), awal mengangkat jangkar kapal, baru akan mulai mengarungi ilmu, amal, dakwah, dan bersabar di atasnya.
Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuz Abadi rahimahullah menukil penafsiran Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma tentang ayat yang kami cantumkan dalam gambar di atas, “Jangan kalian membebaskan diri kalian dari dosa dan Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa/takut dari maksiat dan membuat perbaikan.” (Tanwirul Miqbaas min tafsiri Ibni Abbaas 1/447).
Seharusnya jika kita menautkan pada dakwah salafiyah, maka ingatlah pesan salaf (pendahulu) kita yaitu sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di belakangku dan sungguh kalian akan melemparkan tanah di atas kepalaku, dan aku berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku dipanggil Abdullah bin Kotoran.” (HR. Hakim dalam Al-Mustadrok 3:357, no 5382, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf 7:103, no 34522 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 1:504, no 848, sahih).
Semoga kita tidak termasuk orang yang merasa lebih tinggi derajat dan akan terbebas dari dosa karena sudah merasa mengenal Islam yang benar.
Penulis: Ustadz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id