Metode dakwah dengan memancing dan menggugah perasaan

Metode dakwah dengan memancing dan menggugah perasaan

Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Kami melihat sebagian dai (yang berilmu) ada yang memiliki kemampuan untuk menggugah perasaan dalam dakwahnya dan itu bermanfaat bagi manusia. Namun, ada juga sebagian dai yang berlebihan dalam sebagian perkara, sehingga ia menggunakan metode menggugah perasaan sehingga menghasilkan suatu tabiat yang tidak baik.” (Majmu’ Fatawa war Rasail, juz 26 hlm. 309).

Sebagian dai berdakwah dengan cara memancing perasaan dan menggugah perasaan dengan berbagai macam cara, dan ini dijadikan asas dari dakwahnya. Ini sebuah kekeliruan dalam berdakwah, karena hakikat dakwah itu menjelaskan Alquran dan As Sunnah dengan pemahaman salafus shalih, disertai dengan pengamalan. Menjelaskan ilmu dan mengamalkannya.

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad): ini adalah jalanku aku berdakwah kepada Allah di atas bashirah (ilmu), aku dan orang-orang yang bersamaku” (QS. Yusuf: 108).

Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah melanjutkan perkataannya, “Adapun terkait dengan orang awam, kami katakan, wajib bagi mereka untuk memperhatikan ilmu, karena yang jadi landasan (dakwah) itu ilmu. Adapun kemampuan menggugah perasaan itu bab lain. Betapa banyak orang yang jahil dalam pandangan ulama, tetapi dia bisa menggugah perasaan ketika berbicara nasihat dan semisalnya. Maka wajib bagi seseorang untuk tidak mengambil ilmu agama kecuali dari orang yang layak untuk diambil ilmunya”.

Beliau juga mengatakan, “Tidak disyaratkan seorang dai itu ilmunya sangat banyak. Namun, disyaratkan baginya berilmu tentang apa yang ia dakwahkan. Adapun berdakwah di atas kejahilan hanya bermodal bisa menggugah perasaan, ini tidak diperbolehkan!” (Fatawa Syar’iyyah li Masail ‘Ashriyyah, hlm. 859).

Maka ketika seorang dai menyampaikan Alquran dan As Sunnah dengan pemahaman salafus shalih, dan itu membuat orang yang didakwahinya dengan sendirinya tergugah dan menangis, ini suatu kebaikan, karena mereka tergugah dan menangis di atas ilmu.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas. Wallahu waliyyut taufiq.

Penulis: Ustaz Yulian Purnama hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id

Metode dakwah dengan memancing dan menggugah perasaan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *