Teliti hadisnya, sebelum percaya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada di akhir zaman dari umatku, orang-orang yang membawakan hadis yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya, juga belum pernah didengar oleh ayah-ayah dan kakek moyang kalian. Maka waspadailah… waspadailah.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah-nya).
Saat kamu berselancar di media sosial atau duduk-duduk di suatu majelis, lalu mendengar atau membaca sebuah perkataan yang diklaim sebagai hadis Nabi, tetapi sebelumnya kamu belum pernah mendengarnya, maka jangan langsung percaya, cari tahu terlebih dahulu derajat hadisnya, sahih tidaknya, dan valid atau palsunya.
Dalam hadis yang kami cantumkan dalam gambar di atas, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akan ada orang-orang yang menyampaikan hadis-hadis palsu, yang tidak pernah didengar oleh para ulama terdahulu, karena memang hadis-hadis tersebut hanyalah rekaan orang belaka. Maka wajib bagi kita untuk selektif dalam memilih guru agama, carilah guru yang paham ilmu hadis, mengerti tentang derajat hadis-hadis, sehingga kita tidak mengambil ilmu dari orang yang suka menyampaikan hadis-hadis palsu.
Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ’anhu, Nabi shallalalhu ’alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa menyampaikan hadis dariku, dan ia menyangka hadis tersebut dusta, maka ia salah satu dari dua pendusta.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih Muslim, At Tirmidzi no. 2662).
Dalam hadis ini Nabi shallalalhu ’alaihi wa sallam mencela orang yang menyebarkan hadis yang belum diketahui validitasnya. Bahkan orang yang demikian disebut pendusta oleh Nabi shallalalhu ’alaihi wa sallam. Menunjukkan bahwa tidak boleh kita sembarang menyampaikan hadis yang kita dengar dari para pembicara, penceramah, ustadz atau kiai, kecuali telah dijelaskan bahwa hadis tersebut valid dan sahih sebagai sabda Nabi shallalalhu ’alaihi wa sallam. Sekali lagi, ini menunjukkan pentingnya selektif dalam mengambil ilmu agama, agar tidak menjadi orang yang mudah menyebarkan hadis-hadis Nabi yang belum jelas validitasnya.
Penulis: Ustaz Yulian Purnama hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id