Ternyata kesyirikan di zaman kita lebih parah
Sesungguhnya orang-orang musyrik pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan kesyirikan hanya ketika dalam keadaan lapang saja. Namun, tatkala mereka dalam keadaan sempit, terjepit, susah, dan ketakutan mereka kembali menauhidkan Allah, hanya berdoa kepada Allah saja, dan melupakan segala sesembahan selain Allah. Hal ini sebagaimana dikabarkan oleh Allah tentang keadaan mereka dalam surah Al-Isra’ ayat 67 dan surah Az-Zumar ayat ke-8. Berbeda dengan kesyirikan di zaman kita sekarang.
Di antara musibah besar yang menimpa kaum muslimin dewasa ini adalah acuh terhadap urusan agama dan sibuk dengan urusan dunia. Oleh karena itu banyak di antara mereka yang terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah karena sedikitnya pemahaman tentang permasalahan-permasalahan agama. Dan jurang terdalam yang mereka masuki yaitu lembah hitam kesyirikan.
Perbuatan dosa yang paling besar ini pun begitu samar bagi kebanyakan manusia karena kejahilan mereka dan rajinnya setan dalam meyesatkan manusia. Bahkan kesyirikan hasil tipu daya iblis yang terjadi pada masa kita sekarang ini lebih parah daripada kesyirikan yang terjadi pada zaman Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam.
Kenapa bisa demikian ?
Ternyata sama saja bagi orang-orang musyrik zaman kita ini, baik dalam waktu lapang atau pun sempit tetap saja mereka menjadikan bagi Allah sekutu. Tatkala punya hajatan (misalnya pernikahan, membangun rumah, atau pun yang lainnya) mereka memberikan sesajen ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Tatkala terkena musibah, mereka beranggapan bahwa mereka telah kualat terhadap yang mbaurekso (jin penunggu) kampungnya kemudian meminta ampun dan berdoa kepadanya agar menghilangkan musibah itu atau pergi ke dukun untuk menghilangkannya. Ini adalah bentuk kesyirikan kepada Allah yang amat nyata dan seakan dianggap sebuah budaya yang tak perlu diberantas.
Dalil lainnya misalnya, Allah Ta’ala berfirman, “Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: ‘Allah’, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?.” (Az-Zukhruf: 87).
Lalu bagaimana keadaan musyrikin sekarang ini? Di antara mereka ada yang berkeyakinan bahwa yang memberikan jatah ikan bagi nelayan dan yang mengatur ombak laut selatan adalah Nyi Roro Kidul. Sungguh tidak seorang pun dapat menciptakan seekor ikan kecil pun, ini adalah hak khusus Allah dalam Rububiyah-Nya, tetapi mereka menisbatkannya kepada Nyi Roro Kidul. Allohu akbar
Penulis: Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id