Tidak semua kejadian viral harus dikomentari

Tidak semua kejadian viral harus dikomentari

Al-Fudhail bin Iyadh berkata, “Ada dua perkara yang menjadikan hati menjadi keras; Terlalu banyak bicara dan terlalu banyak makan.” (Nuzhah Al-Fudhala’: 779).

Ada benarnya ungkapan: “Manusia butuh waktu 2 tahun untuk belajar bicara, tetapi butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk belajar diam”.

Adanya media sosial saat ini memudahkan semua orang bisa berkomentar tentang apapun. Terlebih apabila ada kejadian viral yang yang membuat heboh, padahal belum tentu berita itu benar (bisa jadi hoax). Beberapa orang terdorong untuk segera men-sharing berita tersebut sekaligus memberikan komentar. Tidak jarang komentar tersebut adalah komentar yang tidak dibangun di atas ilmu karena yang berkomentar bukanlah ahlinya dalam bidang tersebut, sehingga terkadang memperkeruh suasana atau menimbulkan efek yang lebih buruk serta tidak memberikan solusi. Hal ini bisa jadi terdorong karena ingin sifat ingin selalu menonjolkan diri dan menjadi perhatian serta mencari ketenaran.

Hendaknya kita berhati-hati dalam berkomentar dan menahan diri untuk berkomentar terhadap semua yang kejadian yang kita lihat dan kita dengar. Hendaknya kita perhatikan beberapa poin-poin berikut:

  1. Hendaknya kita paham bahwa terlalu banyak berbicara bisa mengeraskan hati. Camkan juga bahwa lisan adalah salah satu penyebab utama masuk ke neraka.
  2. Jika kita bukan ahlinya atau tidak berilmu mengenai hal tersebut, hendaknya kita tidak ikut memberikan komentar, apalagi komentar di sosial media dan publik. Sebagaimana Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Barang siapa yang berbicara tentang sesuatu yang bukan bidangnya, maka ia akan memunculkan banyak keanehan.” (Fathul Bari 3/584).
  3. Hendaknya kita hati-hati ketika men-share dan mengomentari kejadian atau berita, karena bisa jadi berita tersebut tidak benar atau berita HOAX.
  4. Ketika ada berita yang terbukti kebenarannya pun, kita tidak boleh asal-asalkan menyebarkannya ke publik secara luas, karena tidak semua berita harus disebarkan ke publik dan manusia secara umum. Harus menimbang maslahat dan mafsadatnya.

Semoga bermanfaat.

Penulis: Ustadz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Artikel: Muslim.or.id

Tidak semua kejadian viral harus dikomentari

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *