Waspadai oknum tak berilmu di YouTube
Muhammad bin Sirin berkata,
ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ
”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian”. (Muqaddimah Shahih Muslim).
Hendaknya kita berhati-hati dengan “oknum ustaz atau khatib yang tidak berilmu” di Youtube. Sebagian kaum muslimin mengira mereka adalah ustaz yang berilmu, padahal tidak demikian halnya. Mereka bukan ustaz yang memahami agama dengan baik, seperti memahami akidah, tauhid, ilmu-ilmu ushul, Bahasa Arab, dan sebagainya, atau tidak jelas dari mana mereka menuntut ilmu dan guru-gurunya. Oknum ini mudah menjadi terkenal di zaman ini dengan cara:
- Sering muncul di Youtube,
- Membahas perkara-perkara yang menghebohkan dan menimbulkan kontroversi,
- Berpenampilan seolah-olah orang berilmu, misalnya gamis dan jubah.
Karena terlanjur dianggap berilmu oleh masyarakat, akhirnya oknum ini sering berfatwa tanpa ilmu. Inilah yang dimaksud dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa kelak nanti akan banyak “khatib/ustaz”, akan tetapi tidak berilmu (maaf, sebagian menyebutnya tukang khotbah) dan kaum muslimin menyangka dia adalah orang yang berilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila tidak tersisa lagi seorang ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka memberi fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari).
Orang yang hendak kita jadikan ustaz/ulama yang akan diambil ilmunya harus jelas riwayat belajarnya, yaitu riwayat belajar tauhid, akidah, ilmu-ilmu ushul, bahasa Arab dan lain-lainnya.
Seorang ulama atau ustaz juga yang membimbing manusia belajar agama juga akan membimbing dari hal-hal yang dasar seperti tauhid, akidah, akhlak dan adab. Bukan selalu membahas hal-hal yang membuat kehebohan dan hal-hal kontroversi di masyarakat.
Semoga bahasan ini bisa menjadikan kita lebih selektif dalam mengambil ilmu dari seseorang dan hendak kita jadikan ustaz dan rujukan ketika bertanya tentang agama.
Penulis: Ustadz Raehanul Bahraen
Artikel: Muslim.or.id